Kajian Kitab Tafsir Jalalayn



NAMA           : M. AHYAT AJDAL UMAM (15530058)
                          M. RADYA YUDANTIASA (15530095)

Tafsir al-Jalalainy
1.      Biografi As-Syuyuti dan Al-Mahalli

A.    As-Syuyuti
Nama lengkapnya adalah Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin al-Khudairi As-Syuyuti. As-Syuyuti lahir pada bulan Rajab tahun 849 H. Dan tumbuh di Kairo, Mesir sebagai seorang yang yatim. Ayahnya meninggal pada saat beliau berusia 5 tahun.  Beliau belajar ilmu dari berbagai ulama dengan variasi ilmu yang berbeda-beda.  Salah satunnya adalah Al-Mahalli. Dan beliau wafat pada malam jum’at pada tanggal 19 bulan jumadil awal tahun 911 H di Kairo, di rumahnya Roudhoh al-Miqyas.

B.     Al-Mahalli
Nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al-Mahalli. Beliau lahir pada tahun 791 H dan wafat pada awal tahun 864 H.
2.      Latar belakang penulisan kitab

Bahasa Arab mulai tercemar disebabkan oleh perhubungan antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa Arab. Ini menyebabkan bahasa arab mulai bercampur dengan bahasa lain (bahasa ajam). Keadaan tersebut dikenal dengan istilah zuyu’ al-Lahn kesalahan nahwu (gramatik) dan saraf (morfologi) serta wujud qiraat yang tidak tepat semasa membaca al-Quran.

Al-Quran adalah dalam sumber bahasa Arab yang paling tinggi dan asli. Justeru perlu dilakukan sesuatu agar kaedah-kaedah bahasa disamping pemahaman terhadap isi kandungan al-Quran yang betul harus dilakukan secara tepat. Umat Islam sudah jauh dari generasi yang dididik dan difahamkan oleh Rasulullah sendiri


3.      Guru-guru dan Murid-murid

Guru-guru As-Syuyuti diantaranya adalah :
a.       Jalaluddin Al-Mahalli w.864
b.      Syarafuddin bin Muhammad al-Munawi w.871
c.       Taqiyuddin Ahmad bin Muhammad as-Syumunniw.872
d.      Muhyiddin muhammad Ar-Rumi w.879
e.       Syaifuddin Muhammad al-Mishri w.881
Guru-guru Al-Mahalli diantaranya adalah :
a.       Badruddin Mahmud bin Syamsuddin w.825
b.      Burhanuddin al-Mishri al-Baijuri w.825
c.       Syamsuddin Muhammad al-Bisathi w.842
d.      Alauddin Muhammad al-Bukhori w.841
e.       Syarifuddin Muhammad al-Iskandari w.821
Murid-murid As-syuyuti diantaranya adalah :
a.       Imam Hafidz al-Hanafi w.935
b.      Imam Al-Syirranee w.973
Murid-murid Al-Mahalli diantarannya adalah :
a.       As-Syaikh Burhanuddin Al-Maqdisi w.923
b.      As-Syaikh Khairuddin Abu al-Khairi w.897

4.      Karya-karya
Karya-karya As-Syuyuti diantaranya adalah :
·  Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an, kitab tafsir yang menjelaskan bagian-bagian penting dalam ilmu mempelajari al-Qur'an
·  Tafsir al-Jalalain, yang ditulis bersama Jalaluddin al-Mahalli
·  Jami' ash-Shagir, merupakan kumpulan hadits-hadits pendek
·  Al-Asybah wa an-Nazhair, dalam ilmu qawa'id fiqh
·  Syarh Sunan Ibnu Majah, merupakan kitab yang menjelaskan kitab hadits sunan ibnu majah
·  Al-Asybah wa an-Nazhair, dalam ilmu nahwu
·  Ihya'ul Mayyit bi Fadhaili Ahlil Bait
·  Al-Jami' al-Kabir
·  Al-Hawi lil Fatawa
·  Al-Habaik fi Akhbar al-Malaik
            Karya-karya Al-Mahalli diantaranya adalah :
·  Syarh Mukhtashar Burdah
·  Al-Anwar Al-Madhiyah
·  Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id
·  Ath-Thib An-Nabawi
·  Kitab fi Al-Manasik
·  Kitab fi Al-Jihad
5.      Bentuk, metode, dan corak penafsiran

Tafsir Jalalain merupakan tafsir yang menggunakan bentuk bi al-ra’yi. Karena dalam menafsirkan ayat demi ayat menggunakan hasil pemikiran atau ijtihad para mufasir (meskipun tidak menafikan riwayat). Adapun mengenai metode yang digunakan tafsir Jalalain menggunakan metode Ijmali (global). Sebagaimana diungkapkan oleh al-Suyuthi bahwa beliau menafsirkan sesuai dengan metode yang dipakai oleh al-Mahalli yakni berangkat dari qoul yang kuat, I’rab lafadz yang dibutuhkan saja, perhatian terhadap Qiraat yang berbeda dengan ungkapan yang simpel dan padat serta meninggalkan ungkapan-ungkapan bertele-tele dan tidak perlu.

            Mufasir yang menggunakan metode ini biasanya menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an secara ringkas dengan bahasa populer dan mudah dimengerti. Ia akan menafsirkan al-Qur’an secara sistematis dari awal hingga akhir. Di samping itu, penyajiannya diupayakan tidak terlalu jauh dari gaya (uslub) bahasa al-Qur’an, sehingga penbengar dan pembacanya seakan-akan masih tetap mendengar al-Qur’an, padahal yang didengarnya adalah tafsirnya.

            Corak penafsiran ialah suatu warna, arah, atau kecenderungan pemikiran atau ide tertentu yang mendominasi sebuah karya tafsir. Jadi kata kuncinya adalah terletak pada dominan atau tidaknya sebuah pemikiran ide tersebut. Bila sebuah kitab tafsir mengandung banyak corak (minimal tiga corak) dan kesemuanya tidak ada yang dominan karena porsinya sama, maka inilah yang disebut corak umum.

            Adapun tafsir Jalalain karena uraiannya sangat singkat dan padat dan tidak tampak gagasan ide-ide atau konsep-konsep yang menonjol dari mufasirnya, maka jelas sekali sulit untuk memberikan label pemikiran tertentu terhadap coraknya. Karena itu pemakaian corak umum baginya terasa sudah tepat kerena memang begitulah yang dijumpai dalam tafsiran yang diberikan dalam kitab tersebut. Itu artinya bahwa dalam tafsirnya tidak didominasi oleh pemikiran-pemikiran tertentu melainkan menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan kandungan maknanya.

6.      Komentar para ulama
7.      Kelebihan dan kekurangan

Tentang kelebihan, dapat dilihat dari kelebihan yang dimiliki oleh tafsir metode ijmali, yakni dengan bahasanya yang sederhana sehingga mudah difahami.[1] Nanang Ghozali juga menjelaskan bahwa tafsir dengan metode ini sangat bermanfaat terutama bagi pemula.[2]
Tentang kekurangannya, Nasruddin Baidan menjelaskan bahwa metode ijmali ini memiliki kekurangan, yakni menjadikan petunjuk al-Qur’an bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai.[3]

8.      Kesimpulan
















[1] Nanang Ghozali.Tafsir & Hadis Tentang Pendidikan. Cet. I. (Bandung: Pustaka Setia, 2013) hlm. 19.
[2] Al-Fatih Surya Dilaga.Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras, 2010) hlm. 46.
[3] Nasruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Cet. I (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1998) hlm. 24-26.

Komentar

  1. apple watch stainless steel vs titanium - Tipanium Artoon
    apple watch stainless steel vs titanium. The most advanced titanium flashlight stainless steel models come with two parts: an index blade and an index blade. thaitanium The key titanium nitride coating service near me difference between pure titanium earrings the titanium cerakote platinum and the platinum is that the

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer